Kontribusi MEKAR EXCHANGE terhadap UMKM - Salah satu masalah sosial yang jamak ditemui ditengah masyarakat adalah kemiskinan. Kemiskinan merupakan salah satu fenomena sosial yang sangat kompleks dan multidimensional. Artinya kemiskinan merupakan masalah yang dipengaruhi dan mempengaruhi dan nampaknya akan terus menjadi persoalan aktual dari masa ke masa. Menurut Ragnar Nurkse, seorang ahli ekonomi asal Swedia dan penerima hadiah nobel untuk ekonomi, berpendapat bahwa kemiskinan bukan hanya disebabkan oleh tidak adanya pembangunan masa lalu, namun kemiskinan juga dapat menjadi salah satu faktor penghambat dalam pembangunan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, munculah suatu ungkapan nurkse yang sangat terkenal yakni “a country is poor because it is poor”.
Pada umumnya masalah kemiskinan dapat dilihat dari beberapa penggambaran seperti kepemilikan aset yang sedikit, terbatasnya akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana umum yang dasar seperti komunikasi, transportasi , kesehatan dan pendidikan, dan terakhir rendahnya keterlibatan dalam kegiatan ekonomi produktif.
Data terakhir yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik menunjukan bahwa jumlah penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan di Indonesia mencapai 11,37 persen atau 28,07 juta jiwa dari total seluruh masyarakat Indonesia. Jumlah tersebut menurun sebesar 0.52 juta orang dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada September 2012.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu faktor penting atas suksesnya Indonesia dalam menekan angka kemiskinan tersebut. Sektor ini mempunyai kontribusi besar terhadap perputaran uang karena aktivitas bisnis sehari harinya yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Tercatat ditahun 2012 terdapat 56,53 juta UMKM yang bergerak dalam berbagai bidang usaha dan tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri mencapai 60 persen.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemkop dan UKM) tahun 2012, UMKM mampu menyerap tenaga kerja hingga 107,6 juta orang atau sebesar 97,3 persen dari total tenaga kerja Indonesia. Artinya 1 unit UMKM berperan dalam membuka lapangan pekerjaan untuk 1 – 2 orang tenaga kerja. Jumlah tersebut meningkat sebesar 5.83 persen dari tahun sebelumnya.
Selain kemampuan dalam membuka lapangan pekerjaan, sektor UMKM juga berperan penting dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Tercatat UMKM mampu berkontribusi hingga 56.7 persen dari total PDB Indonesia. Itu artinya setengah pendapatan PDB Indonesia berasal dari sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Maka tak heran bila istialah UKM diakronimkan juga sebagai “Usaha Kecil Milyaran” mengingat begitu besarnya potensi yang dihasilkan oleh UKM.
Meskipun memberikan kontribusi yang besar dalam mendorong perkembangan sosial dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Pada kenyataanya UMKM masih dianggap sebelah mata dalam kegiatan ekonomi nasional. Banyak pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mengeluhkan terbatasnya akses pembiayaan. Masalah tersebut bukan hanya dialami oleh para pelaku UMKM di desa. Para pelaku UMKM di kota kota besar Indonesia pun mengeluhkan akan masalah yang sama. Bank Dunia dan Bank Indonesia baru baru ini melansir data hasil sebuah survey bahwa sebanyak 60 - 70% dari total 56,53 juta pelaku UMKM masuk dalam kategori “unbankable”. Artinya sekitar 39.55 juta UMKM belum mendapatkan akses layanan perbankan dalam hal pembiayaan.
Akses Pemodalan UMKM melalui MEKAR Exchange
Mencermati kondisi tersebut, Putera Sampoerna Foundation melalui program CSR nya berinisiatif membentuk sebuah komunitas Micro Lending Online yang bertujuan untuk mengatasi masalah UMKM dalam hal pembiayaan. Pada Januari 2011 terbentuklah sebuah platform digital MEKAR EXCHANGE yang dapat diakses di http://www.mekar.biz/ . Program kewirausahaan tersebut didirikan dengan tujuan sebagai wadah bertemunya para pelaku UMKM dengan Angel Investor sehingga nantinya para pelaku UMKM dapat menciptakan bisnis yang sukses dan berkesinambungan.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang cara kerja micro lending online MEKAR, berikut infographicnya
Dari infographic diatas dapat dilihat bahwa sebagai intermediaries, MEKAR berusaha untuk menciptakan simbiosis mutualisme antara investor dan UMKM dengan sistem yang transparan, terbuka, dan terpercaya. UMKM sebagai pihak penerima dana pembiayaan, mendapatkan modal dan tanpa mengingkari perjanjian diwajibkan untuk membayarkan gross interest agar dana yang dipinjam dapat berputar ke UMKM lainnya yang membutuhkan. Dilain pihak, pemodal atau lender akan mendapatkan net interest dari total investasinya di MEKAR. Hadirnya MEKAR ternyata juga membawa angin segar kepada para investor yang sedang mencari produk investasi yang aman, transparan, terpercaya dan menguntungkan. MEKAR menjanjikan bahwa semua dana yang diinvestasikan di MEKAR akan mendapatkan net interest sebesar 7 – 12%. Bandingkan dengan net interest yang ditawarkan oleh pihak perbankan yang nilai maksimumnya hanya sebesar 5%.
Berdasarkan data yang dilansir oleh MEKAR, saat ini terdapat 474 lenders aktif yang siap membantu para pelaku UMKM di seluruh Indonesia dalam hal pembiayaan. Selain itu, sampai saat ini terdapat 929 UMKM yang berhasil mendapatkan dana bantuan dari investor melalui MEKAR. Seluruhnya telah berhasil Break Event Point dan berhasil mengembalikan dana pinjaman sebelum waktu jatuh tempo.
Penutup
Dengan berbagai keunggulan kompetitifnya, seperti jumlahnya yang banyak tersebar di seluruh pelosok Indonesia, modalnya yang tidak terlalu besar, sistem manajemen yang relatif sederhana serta dapat menghasilkan produk dalam waktu yang relatif singkat menyebabkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah memiliki kemampuan daya tahan yang cukup stabil terhadap berbagai gejolak ekonomi. Selain itu, kontribusi besar yang ditunjukan oleh UMKM dalam hal penyerapan tenaga kerja dan sumbangsihnya terhadap PDB yang berimplikasi pada pengentasan kemiskinan memang cukup menggembirakan. Namun peran strategis UMKM tersebut masih menemui ganjalan besar yang dapat menghambat perkembangan UMKM yakni dalam hal terbatasnya akses pembiayaan.
Menanggapi hal tersebut, diperlukan keselarasan baik dari pemerintah pusat dan daerah, masyarakat maupun pihak swasta untuk bersama sama mendukung berkembangnya UMKM. Salah satu cara yang dapat ditiru adalah apa yang dilakukan oleh Putera Sampoerna Foundation. Melalui program CSR nya yaitu MEKAR EXCHANGE, PSF berusaha menjembatani kebutuhan akan modal oleh UMKM dan pemberi modal oleh investor. Hal tersebut mampu mendorong berkembangnya UMKM diseluruh Indonesia dengan mengatasi masalah utama UMKM dalam hal pembiayaan. Sehingga potensi besar yang dimiliki oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dapat dioptimalkan terutama dalam hal pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Referensi
Jumlah Penduduk Miskin Maret 2013 Mencapai 28,07 Juta Orang. (2013). Diambil pada 22 Maret 2014 dari http://www.bps.go.id/?news=1023
Data UMKM 2012. (2012). Diambil pada 22 Maret 2014 dari http://www.depkop.go.
id/index.php?option=com_phocadownload&view=category&id=109:data-umkm-2012&Itemid=93
Tabel Perkembangan UMKM pada Periode 1997 -2012. (2013). Diambil pada 22 Maret 2014 dari http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=2&tabel=1&daftar=1&id_subyek=13%20¬ab=42